KARO - Sepertinya revitalisasi sistem penyediaan air minum (SPAM) tahun anggaran 2021 oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) satuan kerja (Satker) Wilayah I Sumut untuk Kabupaten Karo khususnya Ibu Kota Kecamatan (IKK) Kabanjahe yang dikelola PDAM Tirta Malem terkesan hanya buang-buang anggaran saja.
Pasalnya, hingga saat ini perusahan daerah air minum (PDAM) Tirta Malem belum juga becus mengoptimalkan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Padahal anggaran yang dialokasikan pemerintah sangatlah 'fantastis' berkisar diatas miliaran rupiah. Tapi toch tetap juga masih 'amburadul'.
Sehingga pengelolaan keuangan yang ada di PDAM Tirta Malem perlu dikaji kembali. Bupati Karo Cory Sebayang diminta jangan hanya menerima laporan atau asal bos senang 'ABS'. Tanpa melihat langsung penyuplaian air bersih yang didistribusi ke masyarakat selaku pelanggan.
"Coba kalian (wartawan-red) tanya dulu ke PDAM, koq air kami di Sumbul dan sekitar Tropis airnya keruh, bau dan berbusa, " ujar seorang warga Desa Sumbul bermarga Sembiring kepada wartawan, Senin (04/07/2022).
Dikatakannya, seminggu terakhir ini, air PDAM yang mengalir di rumah warga tidak bisa digunakan. Jadi semua warga pelanggan harus membeli air ke pengusaha yang memiliki sumur bor.
"Nah, untuk apa kami membayar rekening air ke PDAM. Kalau air yang datang berbau, keruh dan berbusa, " ketusnya diamini warga lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Malem, Ir Jusup Sukatendel ketika dikonfirmasi, Selasa (05/07/2022) sekira pukul 10:51 WIB melalui WhatsApp terkesan tidak menggubris.
"Sebentar saya lagi rapat, " ujarnya enteng dan langsung mematikan hpnya. Padahal kru wartawan belum selesai bicara, caranya dalam merespon konfirmasi wartawan terkesan pandang enteng atau 'sok'. Ia hanya mengirim pesan singkat "Siang buk datang aja ke kantor, sampaikan keluhannya, " tulisnya singkat.